Rabu, 17 Desember 2014

KECAMATAN MUNCAR

Muncar sebagai bandar ikan laut terbesar kedua di Indonesia setelah Bagan Siapi-api, baik ikan segar maupun ikan hasil olahan, maka jangan heran jika di muncar banyak di temukan banyak pabrik industri ikan khususnya "Cold Storage" (tempat pendinginan ikan) & pabrik ikan sarden (ikan kaleng) yang menyuplai untuk kebutuhan lokal ataupun di ekspor kemancanegara, namun sejak tahun 2010 kinerja dan hasil penangkapan ikan kawasan ini mengalami penurunan. Kecamatan ini juga merupakan sentra penghasil semangka terutama di Desa Tembokrejo dan Desa Bagorejo. Terletak di bagian timur kabupaten Banyuwangi, +35 km dari jantung kota Banyuwangi dan berbatasan dengan selat Bali, 
Kecamatan ini memiliki 10 desa dengan luas keseluruhan +8.509,9 ha.


A. ASAL-USUL NAMA MUNCAR.
Mungkin anda bertanya-tanya, apa yang melatarbelakangi kota ikan ini dinamakan muncar. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa pendapat yang menjadi rujukan penamaan Kec. Muncar, berikut diantaranya.
        1. Menurut HR. Suparjo Denowo, penduduk asli Kecamatan Muncar, dusun Muncar berasal dari dua kata, yaitu “Monco” (bahasa jawa) dan “Mancah” (bahasa Madura) yang artinya bermacam-macam. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa semua penduduk di dusun Muncar adalah pendatang dari berbagai suku atau ras. Sebagian berasal dari Sulawasi Selatan (suku Bugis), Madura, dan beberapa daerah di wilayah Jawa. 
        2. Menurut Pak Syamsuri, mantan kepala KUA kecamatan Muncar. Muncar berasal dari kata “Muncrat” (bahasa Jawa), yang artinya adalah keluarnya ikan-ikan dengan jumlah yang luar biasa banyak dari laut yang terletak di sebelah timur derah Muncar . Hal ini terbukti dengan tersohornya Muncar sebagai kota penghasil ikan terbesar di Jawa Timur dan mayoritas penduduk di daerah ini adalah Nelayan. 
        3. Berbeda dengan pendapat HR. Suparjo Denowo dan Syamsuri. Pak Sholihin, Mudin dusun Muncar mengatakan bahwa Kata Muncar berasal dari kata “mencar” (bahasa jawa) yang berarti pisah (sebagian menuju suatu tempat dan sebagian lagi menuju suatu tempat yang berbeda). Hal ini masih ada kaitannya dengan peristiwa peperangan antara Minak Jinggo dan Damar Wulan. Setelah Damar Wulan menang, pasukan Damar Wulan beristirahat di tempat yang sekarang bernama Muncar. Di tempat itu muncul perbedaan pendapat antara pasukan-pasukan Damar Wulan. Sehingga sebagian dari pasukan kembali ke kerajaan lewat selatan dan sebagian lewat utara, sampai akhirnya muncullah perpecahan.
       4. Menurut Bapak Saleh (64 tahun), salah satu penduduk asli Muncar yang berprofesi sebagai nelayan, mengungkapkan bahwa nama Muncar erat hubungannya dengan nama Blambangan, Sebuah kerajaan yang letaknya kurang lebih 1 km di sebelah utara Muncar, tepatnya berada di Desa Tembokrejo. Bekas-bekas peninggalan keraton yang tingginya berukuran 1 m dan kelilingnya kurang lebih 10 ha, di dalam bangunan ini tedapat Sembilan batu yang berlubang di tengah, batu yang berlubang  tersebut berfungsi sebagai umpak atau penyangga. Umpak tersebut sebagai dasar atau alas dari tiang istana kerajaan Blambangan, oleh sebab itu situs itu dinamakan umpak songo (Sembilan penyangga). Situs ini ditemukan pada kedalaman 1-0,5 meter dari permukaan tanah, membentang dari masjid pasar Muncar hingga area persawahan desa Tembokrejo. Diduga istana ini adalah peninggalan Blambangan pada saat ibu kota pindah ke Muncar. Disebelah timur ompak songo, tepatnya di sebelah timur pertigaan pasar Muncar terdapat sebuah bangunan yang bernama Siti Hinggil (setinggil) yang memiliki makna “tanah yang ditinggalkan”. Pada zaman dahulu bangunan ini digunakan oleh Minak Uncar (utusan dari Minak Jinggo) untuk mengintai musuh. Maka dari itu kawasan di sekitar bangunan tersebut di beri nama Muncar.Yang di ambil dari nama Minak Uncar.
         Itulah pendapat-pendapat yang menjadi rujukan penamaan Muncar di kalangan masyarakat Kec. Muncar.

B. PARIWISATA DI KEC. MUNCAR
  bila anda berkunjung ke Kec.Muncar sempatkanlah berkunjung ketempat wisata atau menarik yang ada di Muncar.
1.Pelabuhan Ikan Muncar. 

    perahu para nelayan memiliki daya tarik tersendiri, karena banyak dihiasi dengan umbul2 berbagai ornamen, dari mulai gambar tokoh pahlawan. Deburan ombak dan semilir angin laut akan menambah suasana bersantai anda, waktu yang tepat untuk mengunjungi pelabuhan ketika di sore hari. 
2.Siti Hinggil
    Siti Hinggil ini adalah pos pemantauan dan tempat pengintaian para kapal-kapal yang melewati selat bali di zaman kerajaan blambangan yang dipimpin oleh Prabu Minakjinggo di pertengahan abad ke-13. Berlokasi di Pertigaan Pasar muncar.
3.Umpak Songo.
    Di Situs Umpak Songo kita bisa temukan peninggalan-peninggalan kerajaan Blambangan, dan merupakan tempat balai pertemuan bagi raja Blambangan bersama bawahannya.  Umpak songo adalah tumpukan batu berlubang mirip penyangga tiang bangunan yang berjumlah Sembilan. Umpak berarti tangga dan Songo berarti Sembilan. Situs ini ditemukan pada tahun 1916 oleh Mbah Nadi Gede, warga dari Bantul, Jogjakarta.


 4. Pantai  & Goa Gumuk Kantong.
    Berada di dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Muncar, Banyuwangi. menurut sejarahnya , tempat ini merupakan benteng pertahanan jepang dalam pertempurannya pada masa lampau yang terletak di bawah bukit kecil atau disebut “gumuk” , dengan berbagai bungker yang disebut kantong.



 5. Ritual Petik Laut
     Nelayan Muncar menggelar ritual petik laut sejak tahun 1901 dan diadakan setiap tahun pada tanggal 15 syuro.Acara ini diawali dengan bacaan doa dan sambutan panitia bahkan Bupati Banyuwangi bila menghadiri acara ini. Diacara puncak, masyarakat nelayan mengadakan acara melarung sesaji ke laut  yang dimasukkan kedalam perahu kecil  yang disebut“gitik”. Di perahu tempat "gitik" berada terdapat penari GANDRUNG (tarian khas Banyuwangi) yang menarikan tarian-tarian khas Osing. Pada acara akhir penari gandrung akan dibawa  kesebuah makam yang berada di tanjung Sembulungan, yang konon katanya makam tersebut adalah Makam Sayid Yusuf terletak . Sayit Yusuf dikenal sebagai tetua nelayan Muncar. Pada masa hidupnya, Sayid Yusuf menyukai Gandrung, sehingga kuburannya disebut dengan makam gandrung.


 SEKIAN KIRIMAN DARI SAYA, SEMOGA DAPAT MENAMBAH PENGETAHUAN ANDA, KHUSUSNYA TENTANG KOTA MINAPOLITAN MUNCAR , BANYUWANGI ,JAWA TIMUR.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar